Ekologi, berasal dari bahasa Yunani (OIKOS = tempat hidup, habitat, rumah dan LOGOS = ilmu). Secara umum ekologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari hubungan antara manusia dengan lingkungan. Dalam artikel pertama ini akan disajikan tentang Gunung Berapi.
Nuswantara Nan Elok, Terangkai di antara Cincin Api
Kita tinggal di wilayah yang sangat indah dan unik, terunik di dunia dan salah satu negeri terindah di dunia. Nama wilayah kita ini saja dinamakan Nuswantara , yaitu pulau-pulau yang berada diantara (diapit oleh) 2 benua besar dan 2 samudera luas pula. Dua benua besar itu adalah Benua Asia di Barat Laut ke Utara dan Benua Ausralia di Tenggara. Sedangkan dua samudera itu adalah samudera yang Hindia (Indonesia) di Selatan dan Samudera Pasifik di Timur .
Rangkaian Pulau dalam Rangakaian Gunung Berapi di Ring of Fire atau Cincin Api
Pulau-pulau Nuswantara ini berjajar di sepanjang garis Khatulistiwa/garis edar matahari (beriklim tropis) membentuk sebuah rangkaian yang membentang dari barat ke timur. Rangkaian pulau-pulau besar dan kecil, 5 pulau terbesar, yaitu Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Papua. Pulau-pulau kecil yang berjumlah puluhan ribu pulau, dari yang sudah ada nama sampai yang belum diberi nama itu tersebar mengikuti rangkaian pulau besar sehingga tampak sebagai anak-anak pulau yang menghubungkan pulau besar yang satu dengan yang lainnya.
Kita bayangkan (tanpa lautannya) rangkaian pulau-pulau Nuswantara ini akan tampak punggungan/pulau-pulau yang tersambung dan terletak pada bibir retakan lempeng. Sepanjang garis pertemuan lempeng tersebut terdapat gunung berapi sebagai bagian dari wilayah Nuswantara kita ini. Rangkaian gunung berapi yang berada pada Sabuk Sirkum atau Cincin Api (Ring of Fire) berbentuk tapal kuda ini memiliki panjang sekitar 40.000 km, mulai dari Selandia Baru, Indonesia, Filipina, Jepang, Alaska, Amerika Serikat, Meksiko, Guatemala, Nikaragua, Kolombia, Ekuador sampai Palung Peru.
Geliat Gunung Berapi
Sekitar 81% dari gempa bumi terbesar terjadi di sepanjang rangkaian Ring of Fire ini. Gempa-gempa tersebut juga dapat berpengaruh pada aktivitas gunung berapi. Nuswantara kita ini juga terletak pada pertemuan tiga lempeng bumi, yaitu lempeng Eurasia, Indo-Australia (yang relatif bergerak ke arah utara) dan Pasifik. Pergerakan dan tumbukan antar lempeng tektonik ini yang menyebabkan banyak gempa bumi. 5 letusan gunung api yang terdahsyat di dunia sepanjang sejarah menurut majalah TIME, 2 di antaranya adalah gunung berapi di Nuswantara , yaitu Krakatau dan Tambora. Bahkan menurut ‘cerita’ bahwa sekitar 74.000 tahun silam letusan Gn.Toba (sekarang tersisa kalderanya saja, yaitu Danau Toba) terjadi maha dahsyat yang mengakibatkan turunnya suhu bumi karena sinar matahari ke bumi terhalangi oleh debu vulkanik selama 6 tahun hingga manusia hampir mengalami kepunahan.
Aktifitasnya gunung berapi di Nuswantara meningkat ketika pada bulan Oktober G. Merapi di Jawa Tengah meletus diikuti meningkatnya aktifitas 20 gunung berapi lainnya dari 68 gunung berapi pantau di Nuswantara ini yang secara bersamaan ‘unjuk gigi’ alias status waspada, yaitu 2 level diatas batas normal. Hal ini menunjukkan bahwa gunungapi tersebut terhubung satu sama lain.
Gunung berapi terbentuk akibat adanya gerakan magma (cairan kental panas) di dalam perut bumi yang keluar ke permukaan bumi melalui zona-zona lemah. Keluarnya magma ke permukaan bumi atau gunung meletus (erupsi) bisa dengan cara menyembur atau melontar tinggi ke angkasa yang dinamakan erupsi eksplosif (contoh: Gn. Krakatau ) dan ada yang berupa lelehan atau erupsi efusif (contoh: Gn. Pele, Gn. Merapi dengan wedhus gembel-nya).
Meletusnya gunung berapi di dunia ini mempunyai arti penting bagi kelangsungan hidup di bumi ini. Banyak keuntungan bagi kehidupan bumi (manusia, hewan, tumbuhan, dan lain-lain) yang diperoleh, seperti abu letusannya mengandung mineral yang berguna menyuburkan tanaman, terbentuknya mineral-mineral ekonomis, seperti emas, permata, dll yang dibutuhkan manusia. Tetapi di sisi lain letusan gunung berapi bisa saja berakibat fatal bagi kehidupan manusia dan sekitarnya.
Arti Penting Erupsi Gunung Berapi
Bumi ini diciptakan Tuan Semesta Alam dalam kondisi setimbang (mizan). Kunci kesetimbangan adalah pada pasangan yang diciptakanNya juga. Pasangan itu misalnya Positif-Negatif, Benar-Salah, Naik-Turun, Laki-laki-Perempuan, dan lain-lain. Ini suatu rumusan pasti, seperti halnya meletusnya gunung berapi adalah aktifitas alam semesta ini guna mencapai kesetimbangan karena di sisi lain telah terjadi pengrusakan alam secara luar biasa maka letusannya bisa luar biasa besar. Erupsi gunung berapi harus dilihat dari sisi positif, yaitu alam sedang ‘membangun’ tatanan bumi agar kembali normal. Karena kita sendiri telah merasakan ketidaknormalan alam akhir-akhir ini dengan istilah Global Warming atau pemanasan global. Lahan kritis, air tercemar, cuaca tidak menentu dan masih banyak hal-hal ekstrim terjadi di bumi saat ini. Akan halnya korban yang timbul itu adalah akibat langsung yang dirasakan manusia selaku pelaku utama perubahan di muka bumi ini. Baik pelaku positif maupun negative.
Manusia selaku pelaku utama perubahan (Agent of Changes), dimana bumi sebagai ruang bagi kelangsungan hidupnya juga menagalami perubahan atau pergolakan “dahsyat”. Perubahan atau pergolakan alam dan manusia itu seiring sejalan untuk mencapai kesetimbangan menuju Hidup Damai Sejahtera. Kondisi manusia saat ini jauh dari Damai Sejahtera karena terjebak pada pola hidup kapitalis atau hedonism sehingga nilai-nilai kemanusiaan berupa keluhuran budi pekerti yang merosot bahkan hampir hilang, diantaranya hilangnya kasih sayang terhadap sesama dan lingkungannya. Dalam kondisi inilah ‘lahir’ manusia, yaitu Anak Bapa Abraham yang melakukan pergerakan (Movement) ke arah perbaikan dan membangun peradaban yang penuh rahmat dan kasih sayang sebagaimana erupsi gunung berapi yang membangun dan menghasilkan mineral bermanfaat bagi kehidupan di bumi ini bagaikan Gold dan Diamond.
Nuswantara, Pacific Ring Of Fire..
Reviewed by DESTANA
on
08.34
Rating:
Tidak ada komentar: